Minggu, 30 September 2012

SEPTEMBER YANG SEGERA BERLALU


            Beda dengan postingan saya sebelumnya yang “purely talked about politics”. Sekarang mungkin sebenarnya didalamnya ada cerita tentang politik tapi lebih  berbagi pengalaman dan cerita cinta saya dikampus.
                Saya rindu untuk berbagi. Alhamdulillah, di tahun 2011 ,2012 awal alloh ridhoi saya untuk bisa  menjadi pembicara di tingkat fakultas, menjadi pembicara di universitas lain atau bahkan menjadi pembicara di dalam sebuah acara TV program  “Mata Mahasiswa” di tvri. Tawaran-tawaran menjadi pembicara agak sedikit saya filter jika audiens saya adalah kebanyakan pria yang umurnya relative tdk beda jauh lebih tua dengan saya. Bukan apa-apa, saya pernah punya pengalaman buruk. Intinya mungkin kelak akan saya terima tawaran sejenis itu jika saya sudah memiliki seorang suami (kapan ya Alloh J).
                Setiap muslim adalah seorang dai. Hakikat yang tidak bisa kita pungkiri kewajibannya. Amanah yang ada dalam diri setiap muslim ini tertulis dalam kitab cinta alloh di Al Imron ayat 78-79:
“Dan sungguh diantara mereka niscaya ada segolongan yang memutarbalikan lidahnya membaca kitab, agar kamu menyangka (yang mereka baca itu sebagian dari kitab padahal itu bukan dari kitab dan mereka bertanya “itu dari alloh” padahal itu bukan dari alloh. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap alloh, padahal mereka mengetahui. Tidak mungkin seseorang yang telah diberi kitab oleh alloh serta hikmah dan kenabian kemudian dia berkata “jadilah kamu pengabdi-pengabdi alloh krn kamu mngajarkan kitab dan karena km mempelajarinya”
                28 September 2012 saya diundang menjadi pembicara di faperta untuk acara pelatihan BP PEMIRA DAN MUBES. BP pemira dan mubes itu adalah sejenis kpu atau kpp di tingkat Indonesia. Tugas mereka adalah sebagai penyelenggara pemilu. Hari itu sebenarnya saya sedang sakit, paginya saya didiagnosis terkena ISPA oleh dokter bahakan slide untuk presentasi pun baru saya buat satu jam sebelum acara. Penyakit dan obat membuat tubuh saya lemas bahkan sampai gemetar karna dosisnya yang tinggi. Tapi azzam saya kuat. Saya ingin mengobati kerinduan untuk bisa berbagi inspirasi untuk sesama.
                Antusias itu ada disenyum-senyum mereka. Saya percaya bahwa sebenarnya “the best motivator is ourself” . Sukses itu bahkan definisisnya subjektif. Tapi mimpi, itu sesuatu yang kita yakini besar dan menjadi energy kita dalam bergerak. Saya coba bangkitkan itu ke mereka, bahwa setiap kegiatan harus berjalan berdasarkan mimpi besarnya apa. Peserta sekitar kurang lebih 40 orang. Satu jam saya berbicara sama sekali tidak ada yang megantuk, antusiasme mereka adalah energy saya berbicara saat itu.
                I just love my job. Menjadi pembicara, penulis itu adalah bagian dari passion saya. Tapi saya tidak pernah berkeinginan untuk menjadikannya sebagai karier utama saya, hanya kewajiban yang sifatnya amaliyah untuk ummat.
                Terimakasih ya adik-adik. Percaya atau tidak, ruh yang saya bawa saat menyampaikan materi adalah ruh yang berasal dari Alloh dan mimpi yang sedang saya jalani untuk PRAMA UNPAD 2012. Saya belajar banyak dari kalian.

“Alloh, padamu kugantungkan cita-citaku. Sampaikanlah pada cita-citaku jika itu yang terbaik untukku dan agamaku”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar