Beda dengan postingan saya
sebelumnya yang “purely talked about politics”. Sekarang mungkin sebenarnya
didalamnya ada cerita tentang politik tapi lebih berbagi pengalaman dan cerita cinta saya
dikampus.
Saya
rindu untuk berbagi. Alhamdulillah, di tahun 2011 ,2012 awal alloh ridhoi saya
untuk bisa menjadi pembicara di tingkat
fakultas, menjadi pembicara di universitas lain atau bahkan menjadi pembicara
di dalam sebuah acara TV program “Mata
Mahasiswa” di tvri. Tawaran-tawaran menjadi pembicara agak sedikit saya filter
jika audiens saya adalah kebanyakan pria yang umurnya relative tdk beda jauh
lebih tua dengan saya. Bukan apa-apa, saya pernah punya pengalaman buruk. Intinya
mungkin kelak akan saya terima tawaran sejenis itu jika saya sudah memiliki
seorang suami (kapan ya Alloh J).
Setiap
muslim adalah seorang dai. Hakikat yang tidak bisa kita pungkiri kewajibannya. Amanah
yang ada dalam diri setiap muslim ini tertulis dalam kitab cinta alloh di Al
Imron ayat 78-79:
“Dan sungguh diantara mereka
niscaya ada segolongan yang memutarbalikan lidahnya membaca kitab, agar kamu
menyangka (yang mereka baca itu sebagian dari kitab padahal itu bukan dari
kitab dan mereka bertanya “itu dari alloh” padahal itu bukan dari alloh. Mereka
mengatakan hal yang dusta terhadap alloh, padahal mereka mengetahui. Tidak
mungkin seseorang yang telah diberi kitab oleh alloh serta hikmah dan kenabian
kemudian dia berkata “jadilah kamu pengabdi-pengabdi alloh krn kamu mngajarkan
kitab dan karena km mempelajarinya”
28
September 2012 saya diundang menjadi pembicara di faperta untuk acara pelatihan
BP PEMIRA DAN MUBES. BP pemira dan mubes itu adalah sejenis kpu atau kpp di
tingkat Indonesia. Tugas mereka adalah sebagai penyelenggara pemilu. Hari itu
sebenarnya saya sedang sakit, paginya saya didiagnosis terkena ISPA oleh dokter
bahakan slide untuk presentasi pun baru saya buat satu jam sebelum acara. Penyakit
dan obat membuat tubuh saya lemas bahkan sampai gemetar karna dosisnya yang
tinggi. Tapi azzam saya kuat. Saya ingin mengobati kerinduan untuk bisa berbagi
inspirasi untuk sesama.
Antusias itu ada disenyum-senyum mereka. Saya percaya bahwa sebenarnya “the best motivator
is ourself” . Sukses itu bahkan definisisnya subjektif. Tapi mimpi, itu sesuatu
yang kita yakini besar dan menjadi energy kita dalam bergerak. Saya coba
bangkitkan itu ke mereka, bahwa setiap kegiatan harus berjalan berdasarkan
mimpi besarnya apa. Peserta sekitar kurang lebih 40 orang. Satu jam saya
berbicara sama sekali tidak ada yang megantuk, antusiasme mereka adalah energy saya
berbicara saat itu.
I
just love my job. Menjadi pembicara, penulis itu adalah bagian dari passion
saya. Tapi saya tidak pernah berkeinginan untuk menjadikannya sebagai karier utama saya, hanya kewajiban yang
sifatnya amaliyah untuk ummat.
Terimakasih
ya adik-adik. Percaya atau tidak, ruh yang saya bawa saat menyampaikan materi
adalah ruh yang berasal dari Alloh dan mimpi yang sedang saya jalani untuk
PRAMA UNPAD 2012. Saya belajar banyak dari kalian.
“Alloh,
padamu kugantungkan cita-citaku. Sampaikanlah pada cita-citaku jika itu yang
terbaik untukku dan agamaku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar