Saya selalu merasa menjadi anak yang paling beruntung di dunia ini. Sejak kecil saya dibesarkan dalam sebuah keluarga utuh , berkecukupan tanpa kekurangan suatu apapun. Orang tua saya selalu berusaha memberikan segala kebutuhan yang saya butuhkan walau terkadang saya merasa ada perlakukan yang berbeda dengan kedua adik saya.
Ibu saya seorang wanita karier yang cukup cerdas dimata saya, bapak saya seorang pekerja keras yang penyayang. Ibu dan bapak adalah malaikat tak bersayap yang Alloh anugrahkan dalam kehidupan saya. Saya bersyukur memiliki keduanya didunia ini. Sangat bersyukur J
Saya adalah anak yang penurut. Saya ingat sekali waktu TK ibu saya pernah malu mengambil rapot saya karna prestasi saya yang standar. Waktu TK saya cengeng, selalu telat datang dan kurang bisa bergaul. Kelebihan saya saat itu hanyalah saya bosanan, kenapa kelebihan? karna itu yang membuat saya meminta kepada ibu untuk segera dipindahkan langsung SD. Ibu saya turuti. Saya masuk lebih muda setahun. Setelah masuk SD Negri ibu saya merasa perkembangan akademik saya tidak baik karna lingkungan SD Negri yang kurang kondusif dinilainya saat itu. Ibu bilang , “kamu jangan jajan sembarangan ya nanti sakit perut, kamu ga boleh main tanah kulit kamu sensitive, kamu juga ga boleh kena debu karna kamu alergi punya asma” saya ingat dengan betul semua perkataan ibu dan saya turuti.
Saya dipindahkan ke SD IT. Saya turuti permintaan ibu. Saya bersyukur pilihan ibu tepat karna di SD IT semua terjamin, makanan, kesehatan, ibadah dan lain-lain. Ibu memasukkan saya ke beberapa ekstrakulikuler yang sangat padat mulai dari pramuka, kaligrafi, dan renang. Saya tumbuh menjadi anak yang lebih suka bermain dirumah dibandingkan di luar. Prestasi saya sangat baik di SD, itu berkat ibu saya karna ibu saya yang selalu membimbing saya dalam belajar bahkan ibu selalu mengambil cuti kalau saya mau tes cawu. Ibu yang luar biasa. Ibu selalu bilang , “kalau jadi wanita harus cerdas karna apa?seorang wanita cerdas akan mendapatkan suami yang cerdas dan mampu mencerdaskan anak-anak kamu dan bangsa ini” saya turuti semua kata ibu.
Lulus SD ibu menginginkan saya untuk masuk SMP Negri yang cukup favorit di daerah rumah saya. Tidak terlalu sulit untuk saya bisa mengikutinya. Waktu SMP karna ibu merasa sekolah negri itu kurang menunjang saya, akhirnya saya di beri les-les mulai dari les pelajaran dan bahasa inggris. Saya ikuti.
SMA pun seperti itu. Saya sekolah di SMA Bogor , setiap hari ibu memastikan saya datang ke rumah lebih awal. “pokoknya sebelum magrib udah harus ada dirumah” begitu perintahnya. Saya les cukup banyak pelajaran dan bahasa. Jam yang terbatas itu menyulitkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.
Ibu selalu mendorongku untuk berprestasi. Ibu adalah penelfon pertamaku tiap hari. Bercerita tentang adik-adik, bapak, dan selalu beliau selipkan “Ada prestasi baru apa lagi kak?lagi ngejar apa sekarang?kamu jangan kebanyakan organisasi aja ya “ kalimat itu yang mendorongku untuk menjadi lebih baik lagi setiap harinya.
“katakanlah, “jika bapak-bapak,saudara-saudaramu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Alloh dan RasulNya serta berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Alloh memberikan keputusanNya”. Dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik” ( Qs At Taubah : 24 )
Aku ingin pergi aksi. Entah sudah berapa kali aku merengek kepadamu untuk diizinkan aksi. Jika dikalkulasikan dengan waktu hampir tiga tahun rasanya aku memohonnya. Ibu tau aksi?aksi itu tidak selalu seperti yang disiarkan di TV. Rusuh, penuh darah dan sejenisnya. Niat kami satu “untuk menyuarakan nasib rakyat dengan cara yang akhsan” Aku selalu menangis dihadapanNya. Seperti apapun mungkin Alloh yang Maha Membolak-balikkan hati manusia. Jika mungkin yang ibu dan bapak takutkan adalah soal kematian. Jawabku seperti ini ““Karena kita meyakini, bahwa kapanpun, di manapun, dan bagaimanapun caranya, maut PASTI akan menjemput. Bukan karna saya aksi bisa juga saat saya tertidur, saat saya sedang menyebrang atau sedang dalam ruangan ber-Ac. Kalau kita percaya mati pasti akan terjadi mengapa tidak sekalian kita pilih dengan cara apa kita mati?saya ingin mati dengan cara terbaik. Saya ingin bertemu dengan ummi kalsum , saya bertemu dengan fattimah azzahrah dan saya ingin bisa sekali saja menikmati jihad lewat kebijakan. Saya ingin mati dengan cara terbaik dihadapanNya. Sebaik-baiknya mati adalah saat kita tengah berjihad, melakukan amal kebajikan di jalanNYA.”
“Wahai Alloh yang Maha pembolak-balikkan hati manusia, hati ibu dan bapakku milikMu. Entah malam keberapa aku selalu menangis karna ini. Karna aku tak mampu berangkat tanpa izin dan Ridho mereka. Ya Alloh betapa hati ini ingin sekali berangkat kesana tetapi kaki ini tak mampu bergerak tanpa ridho ibu dan bapakku. Ya alloh….sampaikan salam cintaku bahwa dimanapun aku berada , sekalipun aku tidak bisa turun kesana . Doa dan hati ini tertuju pada mereka selalu yang sedang berjihad dijalanMu. Lindungi dan Rahmati ya Rabb”
*Alloh, ampuni atas sedikitnya ilmuku...atas pemahamanku yang kurang. Hamba percaya apapun yang Kau Berika selalu yang terbaik untukku*
Jatinangor, march 30th 2012 at 0.26 am
:') bangga pernah kenal sama Kak Noey. Yang menyerahkan semuanya ke Allah, bahasa kerennya "Ya suka suka Allah aja deh, kita kan hamba Allah", orientasinya selalu ke Allah.
BalasHapusAku follow blog nya ya kak, keep blogging and sharing! :D